Kurikulum Merdeka: Implementasi dan Implikasinya
Kurikulum merdeka dirancang untuk
semua jenjang mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar sampai
Pendidikan Menengah baik di jalur formal maupun nonformal.
Untuk jenjang PAUD, kurikulum
merdeka mengedepankan kegiatan berliterasi yang digunakan guru sebagai basis
untuk merancang kegiatan yang membuat anak menyukai dunia bacaan misalnya
bercerita atau bermain drama untuk mengeksplorasi tema yang ada di dalam buku.
Implikasinya satuan Pendidikan harus menyediakan buku bacaan yang menarik dan
memantik keingintahuan murid sehingga guru perlu belajar menggunakan buku
sebagai basis kegiatan bermain belajar.
Untuk jenjang SD, Perubahan struktur
kurikulum dalam kurikulum merdeka dia antaranya adalah :
1.
Dirancang
untuk memuluskan transisi dari PAUD ke SD sehingga murid tidak ditekaknkan
untuk bisa calistung.
2.
Penggabungan
mata pelajaran IPA dan IPS menjadi mata pelajaran IPAS yang bertujuan untuk menekankan pada pemahaman
tentang ilmu pengetahuan sebagai cara dalam melihat dan mengeksplorasi lingkungan,
alam, dan sosial budaya dalam keseharian.
3.
Pembelajaran
berbasis project sebagai kegiatan kokurikuler. Pembelajaran berbasis project
merupakan kegiatan yang kontekstual, kolaboratif dan berorientasi pada
pembuatan karya. Pembelajaran ini dirancang untuk mengembangkan kompetensi dan karakter
profil pelajar Pancasila
4.
Mata
pelajaran olah raga dan seni menekankan pada praktik. Dimana kegiatan olahraga
dilakukan dengan tujuan kebugaran dan kegiatan seni dimaksudkan untuk berkarya
dan mengasah rasa seni.
5.
Bahasa
Inggris sebagai mata pelajaran pilihan yang bisa diterapkan oleh sekolah yang
mempunyai SDM memadai
Implikasi dari perubahan-perubahan
tersebut adalah :
1.
guru
perlu mempelajari secara lebih mendalam capaian pembelajaran kurikulum merdeka
beserta elemen dan tahap perkembangan profil pelajar Pancasila.
2.
Menyusun
rancangan pembelajaran berbasis project yang akan diterapkan.
Untuk jenjang SMP/MTs,
perubahan struktur kurikulum berupa mata pelajaran informatika dijadikan sebgai
mata pelajaran wajib. Pelajaran informatika pada jenjang ini lebih menekankan
pada penerapan berpikir logis dan sistematis atau berpikir komputasional. Pembelajaran
informatika bisa diajarkan oleh guru yang bukan latar belakang informatika
karena pelajaran ini tidak menekankan aspek teknis. Implikasinya adalah guru
dengan latar belakang informatika, matematika, atau IPA perlu disiapkan untuk
memahami capaian pembelajaran dan metode pembelajaran untuk mata pelajaran mata
pelajaran informatika.
Sebagaimana untuk
jenjang SD/MI, mata pelajran olah raga dan seni di SMP/MTs juga berorientasi
pada praktik. Satuan Pendidikan dapat memilih salah satu cabang seni yang
tersedia.
Perubahan struktur
kurikulum banyak terlihat pada jenjang SMA, di antaranya adalah:
1.
tidak
adanya peminatan IPA, IPS, Bahasa.
2.
Murid
kelas 10 belajar semua mata pelajaran sebagaimana ketika mereka SMP/MTs dulu
untuk mengeksplorasi minat dan aspirasi karirnya.
3.
Pelajaran
biologi, fisika, dan kimia menjadi bagian dari mata pelajaran IPA. Satuan
Pendidikan dapat memilih untuk mengajarkan mata pelajaran tersebut secara
terintegrasi, parallel, ataupun sitem blok. Implikasinya adalah guru kelas dan guru BK sangant berperan dalam
memandu murid dalam mengeksplorasi minat dan aspirasi karirnya.
4.
Untuk
kelas 11 dan 12, selain mereka mengikuti semua mata pelajaran, mereka juga bisa
memilih pelajaran yang diminati minimal dua dari kelompok mata pelajaran MIPA,
mata pelajaran sosial humaniora, kelompok
mata pelajaran Bahasa, dan kelompok mata pelajaran vokasi dan prakarya.
Idealnya pilihan ini sejalan dengan minat dan aspirasi karir murid.
Kurikulum merdeka di jenjang SMK
bertujuan untuk mempersiapkan siswa-siswi untuk menghadapi dunia kerja yang
semakin perkembangannya semakin cepat sehingga perlu melibatkan industri dalam
penyusunan kurikulum yang fleksibel dan adaptif agar tetap selaras dengan
kebutuhan dunia kerja. Dalam struktur kurikulum merdeka di SMK, ada dua
kelompok mata pelajaran yaitu mata pelajaran umum dan mata pelajaran kejuruan
dengan proporsi mata pelajaran kejuruan sebesar 70%. Project penguatan profil
pelajar Pancasila di SMK terdapat tema wajib yang khusus berlaku di SMK yaitu
Kebekerjaan yang bertujuan untuk membangun pemahaman antara pengetahuan yang
didapatkan di kelas dengan koordinasi real time dan untuk meningkatkan
kapabilitas siswa sesuai dengan keahliannya. pembelajaran berbasis project di
SMK dilakukan dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran terkait agar
mengasah kompetensi kritis, problem solving, komunikasi dan kolaborasi siswa.
Kurikulum merdeka mendorong tercapainya kompettensi krusial untuk siswa SMK
untuk menciptakan lulusan yang mumpuni, berkarakter, dan dibekali dengan
kualifikasi kerja.
Kelompok pemberdayaan dan keterampilan mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional, sikap, dan kepribadian professional dan jiwa wira usaha mandiri, struktur kurikulum Pendidikan kesetaraan terdiri dari mata pelajaran umum dan pemberdayaan dan keterampilan. Mata pelajaran pemberdayaan dilakukan dalam bentuk pembelajaran berbasi projct penguatan profil pelajar Pancasila. Capaian pembelajaran khusus dibuat untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus yang memiliki hambatan intelektual dan hambatan penyerta lainnya. Salam Literasi.
Balaesang, 10 Agustus 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar