Cari Blog Ini

Rabu, 09 Agustus 2023

Kurikulum Merdeka: Implementasi dan Implikasinya

 

Kurikulum Merdeka: Implementasi dan Implikasinya

Kurikulum merdeka dirancang untuk semua jenjang mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar sampai Pendidikan Menengah baik di jalur formal maupun nonformal.

Untuk jenjang PAUD, kurikulum merdeka mengedepankan kegiatan berliterasi yang digunakan guru sebagai basis untuk merancang kegiatan yang membuat anak menyukai dunia bacaan misalnya bercerita atau bermain drama untuk mengeksplorasi tema yang ada di dalam buku. Implikasinya satuan Pendidikan harus menyediakan buku bacaan yang menarik dan memantik keingintahuan murid sehingga guru perlu belajar menggunakan buku sebagai basis kegiatan bermain belajar.

Untuk jenjang SD, Perubahan struktur kurikulum dalam kurikulum merdeka dia antaranya adalah :

1.     Dirancang untuk memuluskan transisi dari PAUD ke SD sehingga murid tidak ditekaknkan untuk bisa calistung.

2.     Penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS menjadi mata pelajaran IPAS yang  bertujuan untuk menekankan pada pemahaman tentang ilmu pengetahuan sebagai cara dalam melihat dan mengeksplorasi lingkungan, alam, dan sosial budaya dalam keseharian.

3.     Pembelajaran berbasis project sebagai kegiatan kokurikuler. Pembelajaran berbasis project merupakan kegiatan yang kontekstual, kolaboratif dan berorientasi pada pembuatan karya. Pembelajaran ini dirancang untuk mengembangkan kompetensi dan karakter profil pelajar Pancasila

4.     Mata pelajaran olah raga dan seni menekankan pada praktik. Dimana kegiatan olahraga dilakukan dengan tujuan kebugaran dan kegiatan seni dimaksudkan untuk berkarya dan mengasah rasa seni.

5.     Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan yang bisa diterapkan oleh sekolah yang mempunyai SDM memadai

Implikasi dari perubahan-perubahan tersebut adalah :

1.     guru perlu mempelajari secara lebih mendalam capaian pembelajaran kurikulum merdeka beserta elemen dan tahap perkembangan profil pelajar Pancasila.

2.     Menyusun rancangan pembelajaran berbasis project yang akan diterapkan.

Untuk jenjang SMP/MTs, perubahan struktur kurikulum berupa mata pelajaran informatika dijadikan sebgai mata pelajaran wajib. Pelajaran informatika pada jenjang ini lebih menekankan pada penerapan berpikir logis dan sistematis atau berpikir komputasional. Pembelajaran informatika bisa diajarkan oleh guru yang bukan latar belakang informatika karena pelajaran ini tidak menekankan aspek teknis. Implikasinya adalah guru dengan latar belakang informatika, matematika, atau IPA perlu disiapkan untuk memahami capaian pembelajaran dan metode pembelajaran untuk mata pelajaran mata pelajaran informatika.

Sebagaimana untuk jenjang SD/MI, mata pelajran olah raga dan seni di SMP/MTs juga berorientasi pada praktik. Satuan Pendidikan dapat memilih salah satu cabang seni yang tersedia.

Perubahan struktur kurikulum banyak terlihat pada jenjang SMA, di antaranya adalah:

1.     tidak adanya peminatan IPA, IPS, Bahasa.  

2.     Murid kelas 10 belajar semua mata pelajaran sebagaimana ketika mereka SMP/MTs dulu untuk mengeksplorasi minat dan aspirasi karirnya.

3.     Pelajaran biologi, fisika, dan kimia menjadi bagian dari mata pelajaran IPA. Satuan Pendidikan dapat memilih untuk mengajarkan mata pelajaran tersebut secara terintegrasi, parallel, ataupun sitem blok. Implikasinya adalah  guru kelas dan guru BK sangant berperan dalam memandu murid dalam mengeksplorasi minat dan aspirasi karirnya.

4.     Untuk kelas 11 dan 12, selain mereka mengikuti semua mata pelajaran, mereka juga bisa memilih pelajaran yang diminati minimal dua dari kelompok mata pelajaran MIPA, mata pelajaran sosial humaniora, kelompok  mata pelajaran Bahasa, dan kelompok mata pelajaran vokasi dan prakarya. Idealnya pilihan ini sejalan dengan minat dan aspirasi karir murid.

Kurikulum merdeka di jenjang SMK bertujuan untuk mempersiapkan siswa-siswi untuk menghadapi dunia kerja yang semakin perkembangannya semakin cepat sehingga perlu melibatkan industri dalam penyusunan kurikulum yang fleksibel dan adaptif agar tetap selaras dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam struktur kurikulum merdeka di SMK, ada dua kelompok mata pelajaran yaitu mata pelajaran umum dan mata pelajaran kejuruan dengan proporsi mata pelajaran kejuruan sebesar 70%. Project penguatan profil pelajar Pancasila di SMK terdapat tema wajib yang khusus berlaku di SMK yaitu Kebekerjaan yang bertujuan untuk membangun pemahaman antara pengetahuan yang didapatkan di kelas dengan koordinasi real time dan untuk meningkatkan kapabilitas siswa sesuai dengan keahliannya. pembelajaran berbasis project di SMK dilakukan dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran terkait agar mengasah kompetensi kritis, problem solving, komunikasi dan kolaborasi siswa. Kurikulum merdeka mendorong tercapainya kompettensi krusial untuk siswa SMK untuk menciptakan lulusan yang mumpuni, berkarakter, dan dibekali dengan kualifikasi kerja.

Kelompok pemberdayaan dan keterampilan mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional, sikap, dan kepribadian professional dan jiwa wira usaha mandiri, struktur kurikulum Pendidikan kesetaraan terdiri dari mata pelajaran umum dan pemberdayaan dan keterampilan. Mata pelajaran pemberdayaan dilakukan dalam bentuk pembelajaran berbasi projct penguatan profil pelajar Pancasila. Capaian pembelajaran khusus dibuat untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus yang memiliki hambatan intelektual dan hambatan penyerta lainnya. Salam Literasi.

Balaesang, 10 Agustus 2023


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbagi ala Sulungku

Tips dan Trik Belajar Hukum bagi Penyeleggara Pemilu

                                               Tips dan Trik Belajar Hukum bagi Penyeleggara Pemilu KPU sebagai lembaga independen yang me...