Perjalanan
pulang setelah menjalani lebaran Idul Adha di kampung halaman sekaligus
mengantarkan Sulungku ke Pondok Pesantren cukup melelahkan. rasa lelah sekaligus lega
ketika membuka pintu rumah. Lelah karena selain karena perjalanan jauh juga
karena mendapati keadaan rumah yang berantakan setelah ditinggal selama dua
belas (12) hari. Terbayang kan?. Lega karena bisa kembali menjejakkan kaki di
rumah sederhana yang selalu kuanggap surga kecilku.
Malam
ini adalah pertemuan ke-7 dalam pelatihan menulis yang di selenggarakan oleh
Komunitas Belajar Menulis Nusantara. Seorang Ditta Widya Utami yang menjadi
narasumber. Beliau adalah seorang penulis yang luar biasa. Keluarbiasaannya ini
ditunjukkan oleh sederetan karya baik solo maupun antologi. Pertemuan kali ini mengangkat
tema Mengatasi Writer’s Block. Apa sih Writer’s Block itu? Dalam
Wikipedia writer's block diartikan sebagai sebuah keadaan ketika penulis merasa
kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru
untuk tulisannya. Jika kondisi ini terus berlangsung maka akan
mengakibatkan pelambatan dalam menulis dan pada akhirnya menbuat penulis
menjadi tidak produktif.
Sebagaimana
wabah lain, misalnya flu, WB juga bisa menyerang siapa saja, junior ataupun
senior baik professional maupun belum, di segala bidang tulis menulis ((novelis,
cerpenis, kolumnis, script writer, ghost writer, dsb), semuanya
bisa terkena WB!
Pertanyaan
berikutnya adalah “ seberapa lama seseorang terserang WB?”. Virus WB ini bisa
menyerang dalam hitungan detik, menit, jam, hari, mingguan, bulanan,
bahkan bertahun-tahun. Lama atau tidaknya seseorang bisa lepas dari
kondisi ini tergantung seberapa cepat orang tersebut bisa bergerak menanggulangi
virus WB. Lagi, sebagaimana wabah lain, WB juga ada obatnya.
Sebelum
menentukan obat yang tepat, tentu perlu diagnosa penyakit lebih awal. Apa saja
penyebab WB ini. Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab, antara lain :
1.
Memiliki
“rasa takut/khawatir” terkait tulisan (takut tidak bagus, takut dikritik, dan
lain-lain)
2.
Perfeksionis
(merasa bahwa tulisan yang dibuat selalu kurang)
3.
Kurang
inspirasi
4.
Belum
punya tujuan saat menulis
5.
Banyak
aktifitas/sibuk
6.
Mudah
lelah fisik/mudah stress
Jika
penyebab WB adalah karena merasa takut misalnya, mendengar musik relaksasi
mungkin dapat membantu. Terkait rasa takut, satu hal yang perlu disadari
adalah ketika kita menulis lalu mempublikasikannya, maka tulisan kita sejatinya
sudah milik publik. Publik berhak membaca termasuk mengomentari isi
tulisan kita. Dan kita tidak bisa mengontrol itu. Oleh karena itu,
tak perlu khawatir atas penilaian orang lain.
Jika
penyebab terkena WB terlalu perfeksionis, ingatlah bahwa terlalu perfeksionis
itu bisa membunuh kreativitas. Tulisan sempurna itu baik, tapi tentu akan
lebih baik tulisan yang selesai dibuat daripada sekedar draft.
Namun
jika hasil diagnosa menunjukkan bahwa WB yang diderita adalah karena kurang inspirasi, ya tinggal
baca, lihat dengar hal-hal baru yg bisa menginspirasi kita.
Jika
lelah fisik dan mental, maka siapkan sebaik mungkin
tempat kita menulis. Dalam sebuah workshop tentang menulis bahkan
disebutkan, posisi duduk pun bisa berpengaruh terhadap
produktivitas menulis. Hilangkan semua distraksi saat menulis. Misal jika
suka liat HP, chat, dsb, maka pada saat menulis bisa di jauhkan dulu unruk
sementara.
Anda juga bisa belajar
konsisten menggunakan alat yang sama dalam menulis (kaitannya dengan produktivitas).
Jika terbiasa menulis tangan, ya tulis tangan saja dl. Baru kemudian diketik. Jika
terbiasa di HP, ya silahkan konsisten saja denagn di hape. Menggunakan
alat baru terkadang membutuhkan waktu lebih untuk sekedar
beradaptasi kembali. Kita juga bisa mencoba teknik menulis free writing
atau menulis ekspresif. Free writing itu menulis yang engespingkan
terlebih dahulu aturan ketatabahasaan. Mau salah titik koma ataupun tidak sesuai
PUEBI, ya tulis saja!. Sementara menulis ekspresif lebih ke menuangkan
apa pun yang ada dalam hati atau pikiran kita. Ini juga sering
disarankan para psikiater untuk menangani pasiennya. Saat sedang buntu,
coba deh tulis "Duh, kok hari ini buntu banget ya. Mau nulis susah gak
punya ide ... dst." Kemudian bagi kita yang sering lelah
fisik, ayo pastikan tetap cukup istirahat. Cukup istirahat membuat
pikiran kita segar dan tajam saat menulis. Lebih baik bangun lebih pagi
daripada begadang.
Demikian isi pertemuan
ke-7 malam ini.
Terima kasih telah berbagi infonya dan mengatasi WB
BalasHapus