Cari Blog Ini

Sabtu, 05 Agustus 2023

Writer’s Block dan cara penanggulangannya

 


Penulis : Lis Andriani
Judul :Writer’s Block dan cara penanggulangannya
Resume ke : 7
Gelombang : 29
Tanggal : 10 Juli 2023

Perjalanan pulang setelah menjalani lebaran Idul Adha di kampung halaman sekaligus mengantarkan Sulungku ke Pondok Pesantren  cukup melelahkan. rasa lelah sekaligus lega ketika membuka pintu rumah. Lelah karena selain karena perjalanan jauh juga karena mendapati keadaan rumah yang berantakan setelah ditinggal selama dua belas (12) hari. Terbayang kan?. Lega karena bisa kembali menjejakkan kaki di rumah sederhana yang selalu kuanggap surga kecilku.

Malam ini adalah pertemuan ke-7 dalam pelatihan menulis yang di selenggarakan oleh Komunitas Belajar Menulis Nusantara. Seorang Ditta Widya Utami yang menjadi narasumber. Beliau adalah seorang penulis yang luar biasa. Keluarbiasaannya ini ditunjukkan oleh sederetan karya baik solo maupun antologi. Pertemuan kali ini mengangkat tema Mengatasi Writer’s Block. Apa sih Writer’s Block itu? Dalam Wikipedia writer's block diartikan sebagai sebuah keadaan ketika penulis merasa kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Jika kondisi ini terus berlangsung maka akan mengakibatkan pelambatan dalam menulis dan pada akhirnya menbuat penulis menjadi tidak produktif.

Sebagaimana wabah lain, misalnya flu, WB juga bisa menyerang siapa saja, junior ataupun senior baik professional maupun belum, di segala bidang tulis menulis ((novelis, cerpenis, kolumnis, script writer, ghost writer, dsb), semuanya bisa terkena WB!

Pertanyaan berikutnya adalah “ seberapa lama seseorang terserang WB?”. Virus WB ini bisa menyerang dalam hitungan detik, menit, jam, hari, mingguan, bulanan, bahkan bertahun-tahun. Lama atau tidaknya seseorang bisa lepas dari kondisi ini tergantung seberapa cepat orang tersebut bisa bergerak menanggulangi virus WB. Lagi, sebagaimana wabah lain, WB juga ada obatnya.

Sebelum menentukan obat yang tepat, tentu perlu diagnosa penyakit lebih awal. Apa saja penyebab WB ini. Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab, antara lain :

1.     Memiliki “rasa takut/khawatir” terkait tulisan (takut tidak bagus, takut dikritik, dan lain-lain)

2.     Perfeksionis (merasa bahwa tulisan yang dibuat selalu kurang)

3.     Kurang inspirasi

4.     Belum punya tujuan saat menulis

5.     Banyak aktifitas/sibuk

6.     Mudah lelah fisik/mudah stress

Jika penyebab WB adalah karena merasa takut misalnya, mendengar musik relaksasi mungkin dapat membantu. Terkait rasa takut, satu hal yang perlu disadari adalah ketika kita menulis lalu mempublikasikannya, maka tulisan kita sejatinya sudah milik publik. Publik berhak membaca termasuk mengomentari isi tulisan kita. Dan kita tidak bisa mengontrol itu. Oleh karena itu, tak perlu khawatir atas penilaian orang lain.

Jika penyebab terkena WB terlalu perfeksionis, ingatlah bahwa terlalu perfeksionis itu bisa membunuh kreativitas. Tulisan sempurna itu baik, tapi tentu akan lebih baik tulisan yang selesai dibuat daripada sekedar draft.

Namun jika hasil diagnosa menunjukkan bahwa WB yang diderita  adalah karena kurang inspirasi, ya tinggal baca, lihat dengar hal-hal baru yg bisa menginspirasi kita.

Jika lelah fisik dan mental, maka siapkan sebaik mungkin tempat kita menulis. Dalam sebuah workshop tentang menulis bahkan disebutkan, posisi duduk pun bisa berpengaruh terhadap produktivitas menulis. Hilangkan semua distraksi saat menulis. Misal jika suka liat HP, chat, dsb, maka pada saat menulis bisa di jauhkan dulu unruk sementara.

Anda juga bisa belajar konsisten menggunakan alat yang sama dalam menulis (kaitannya dengan produktivitas). Jika terbiasa menulis tangan, ya tulis tangan saja dl. Baru kemudian diketik. Jika terbiasa di HP, ya silahkan konsisten saja denagn di hape. Menggunakan alat baru terkadang membutuhkan waktu lebih untuk sekedar beradaptasi kembali. Kita juga bisa mencoba teknik menulis free writing atau menulis ekspresif. Free writing itu menulis yang engespingkan terlebih dahulu aturan ketatabahasaan. Mau salah titik koma ataupun tidak sesuai PUEBI, ya tulis  saja!. Sementara menulis ekspresif lebih ke menuangkan apa pun yang ada dalam hati atau pikiran kita. Ini juga sering disarankan para psikiater untuk menangani pasiennya. Saat sedang buntu, coba deh tulis "Duh, kok hari ini buntu banget ya. Mau nulis susah gak punya ide ... dst." Kemudian bagi kita yang sering lelah fisik, ayo pastikan tetap cukup istirahat. Cukup istirahat membuat pikiran kita segar dan tajam saat menulis. Lebih baik bangun lebih pagi daripada begadang.

Demikian isi pertemuan ke-7 malam ini. 

1 komentar:

Berbagi ala Sulungku

Tips dan Trik Belajar Hukum bagi Penyeleggara Pemilu

                                               Tips dan Trik Belajar Hukum bagi Penyeleggara Pemilu KPU sebagai lembaga independen yang me...