Cari Blog Ini

Selasa, 21 November 2023

CeriTA TIga KAlimat

 


Tatika 4; Diet
Layaknya emak-emak yang ingin didengar curhatnya, aku mematut diri di depan cermin yang memantulkan bayangan lelaki yang sudah membersamaiku sejak delapan belas lalu sambil mengeluhkan  bahwa berat badanku kian hari kian bertambah. Tak berharap banyak pada lelaki irit bicara itu untuk merespon ketika kuberkata bahwa berat badanku hanya dengan melihat postingan makanan lewat di beranda aplikasi berlogo biru. "Nggak usah makan aja kalau begitu", responnya yang tak terduga.

Tatika 3; Pasangan
"Eh Bro, konon katanya kalau laki-laki dan perempuan makan di warung dan yang membayar adalah perempuan maka mereka adalah pasangan suami istri tapi kalau yang membayar adalah laki-laki maka mereka pasangan selingkuhan". Demikian obrolan yang kudengar dari arah samping meja yang kutempat bersama laki-laki yang sejak hari Jumat sore kemarin membersamaiku dan kini sedang menyelesaikan aktifitas makannya yang sepertinya terburu-buru karena hari Minggu menjelang sore. Tak berselang lelakiku bangkit dan menuju meja kasir dan membayar makanan kami.

Tatika 2; Jembatan Darurat

Beberapa bocah berambut kusut terlihat mengumpulkan kerikil dari aliran sungai yang akan dijadikan tempat berpijak bagi pejalan kaki yang terpaksa melintasi sungai berarus cukup deras karena ambruknya sebuah jembatan berharap upah untuk sekedar jajan mereka. Itu kejadian beberapa bulan lalu yang kini tergantikan dengan beberapa orang dewasa laki-laki dan perempuan yang berdiri di tengah jalan padat lalulintas sembari menyodorkan kardus bekas pada pengendara yang melintas untuk meminta uang yang entah untuk apa. Faktanya kini telah dibangun jembatan darurat yang akan gaduh oleh kelontang besi plat setiap kali roda kendaraan melintas di atasnya.

Tatika 1; Rindu pada yang melelahkan

Aroma jahe masih menguar melalui kepulan uap yang bertiup dari segelas kopi berteman sepiring pisang goreng di suatu sore yang tak bisa dibilang syahdu. Suami yang sebelah tangannya memegang potongan pisang goreng sambil mengunyah potongan lainnya bertanya tentang kapan lagi kami akan melakukan perjalanan ke Kota Kabupaten dengan jarak tempuh sekitar 150km dalam rangka mengurus sesuatu yang pernah menjadi aktifitas kami hampir setiap pekan. Yah, suami rindu pada perjalanan yang dulu kami keluhkan sebagai perjalanan yang melelahkan, membosankan, dan menguras energi serta biaya namun membawa kami pada rasa syukur tak terhingga atas segala anugrah-Nya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbagi ala Sulungku

Tips dan Trik Belajar Hukum bagi Penyeleggara Pemilu

                                               Tips dan Trik Belajar Hukum bagi Penyeleggara Pemilu KPU sebagai lembaga independen yang me...