Penulis : Lis Andriani
Judul : Menulis Buku Nonfiksi
Resume ke : 14
Gelombang : 29
Tanggal : 26 Juli 2023
Tema : Kaidah Pantun
Narasumber : Musiin, M.Pd
Bulan hampir purnama mengintip malu-malu dari celah jendela. Aku bersandar pada kusen yang tak lagi simetris membingkai pintu rumah tua ini. Rumah tua yang sudah kami huni selama sepuluh tahun terakhir ini. Sepasang meja kursi yang tidak kalah tua menemani malamku yang merupakan pertemuan ke-14 dalam pelatihan Komunitas Belajar Menulis Nusantara. Malam ini mengusung tema Konsep Buku Nonfiksi bersama Musiin, M.Pd sebagai narasumber.
Seperti biasanya,
pertemuan dibuka dengan berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing
peserta agar Yang Maha Kuasa meridhoi apa yang kita lakukan.
Menulis
memang bukanlah hal yang mudah, apalagi harus dilakukan oleh kita yang tidak
suka membaca, malah lebih sulit lagi. Menulis adalah keterampilan produktif,
ini berarti keterampilan yang membutuhkan modal. Modalnya adalah banyak membaca
dan mengamati fenomena yang ada. Seperti halnya melakukan hal lain,
menulis pun memerlukan alasan. Ada beberapa hal yang bisa dijadikan alasan untuk
menulis, antara lain:
1.
Mewariskan
ilmu lewat buku.
2.
Ingin
punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun
offline.
3.
Mengembangkan
profesi sebagai seorang guru
4.
Berbagi
ilmu kebaikan sebagai salah satu amal jariyah
Buku
Nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan fakta dan kenyataan. Isi dari
buku nofiksi adalah informasi, pengetahuan atau wawasan bertujuan
untuk menyajikan temuan baru atau penyempurnaan dari
informasi yang sudah ada. Adapun ciri buku non fiksi adalah:
1.
Menggunakan
bahasa formal.
2.
Makna
yang disampaikan adalah makna denotasi.
3.
Ditulis
berdasarkan fakta.
4.
Tulisan
berbentuk tulisan ilmiah popular.
5.
Meghasilkan
temuan baru dan menyempurnakan ide temuan lama.
6.
Penulis
memberikan analisis dan interpretasi intelektual dari data yang disajikan
dalam tulisannya.
Ada 2 jenis
buku nonfiksi
1.
Buku
Nonfiksi Murni. Buku nonfiksi murni adalah buku yang berisi kumpulan data
otentik yang dikembangkan menjadi sebuah buku. Data-data tersebut berasal dari
teori, wawancara penulis, observasi, angket dan bukti lainnya. Contoh buku
nonfiksi murni adalah skripsi, disertasi, feature, dan lain-lain.
2.
Buku
Nonfiksi Kreatif. Buku Nonfiksi Kreatif adalah buku yang berisi data-data
otentik yang kemudian dikembangkan dengan bumbu-bumbu kreatif dari pengarang. Contohnya
adalah biografi, autobiografi, memoar, buku motivasi, pengembangan
diri/psikologi, buku panduan/manual, buku pelajaran/buku teks/pendamping, ensiklopedia/kamus,
buku catatan perjalanan, dan lain-lain.
Dalam
penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:
1.
Pola
Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari
sederhana ke rumit). Contoh: Buku Pelajaran.
2.
Pola
Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan
3.
Pola
Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini
diterapkan pada buku-buku kumpulan
tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)
Proses
penulisan buku terdiri dari 5 langkah,
yakni
1.
Pratulis.
Tahap pratulis terdiri dari menentukan tema, menemukan ide, merencanakan jenis
tulisan, mengumpulkan bahan tulisan, bertukar pikiran, menyusun daftar, meriset,
membuat mind mapping menyusun kerangka.
2.
Menulis
draf. Menulis draf dapat dilakukan dengan enuangkan konsep tulisan ke tulisan
dengan prinsip bebas dengan tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada
bagaimana ide dituliskan
3.
Merevisi
draf. Mervisi draf dapat dilakukan dengan Merevisi sistematika/struktur tulisan
dan penyajian lalu memeriksa gambaran besar dari naskah.
4.
Menyunting
naskah. Penyuntingan naskah dilakukan sesuai dengan KBBI dan PUEBI. Adapun hal-hal
yyang disunting adalah ejaan, tata Bahasa, diksi, Data dan fakta, legalitas dan norma,
menerbitkan. Dalam proses penyuntingan ini dapat melibatkan orang lain.
Ada beberapa
hambatan yang biasa ditemui dalam kegiatan menulis yaitu hambatan waktu, hambatan
kreativitas, hambatan teknis, hambatan tujuan, hambatan psikologis. Hambatan
ini bisa diatasi dengan banyak membaca, mencari inspirasi di lingkungan
sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber, disiplin
menulis setiap hari.
Setiap buku
punya anatomi demikian pula dengan buku nonfiksi. Adapun anatomi buku nonfiksi
adalah:
1.
Halaman
Judul
2.
Halaman
Persembahan (opsional)
3.
Halaman
Daftar Isi
4.
Halaman
Kata Pengantar (opsional, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5.
Halaman
Prakata
6.
Halaman
Ucapan Terima Kasih (opsional)
7.
Bagian
/Bab
8.
Halaman
Lampiran (opsional)
9.
Halaman
Glosarium
10.
Halaman
Daftar Pustaka
11.
Halaman
Indeks
12.
Halaman Tentang Penulis
Kuhempaskan
punggungku ke sandaran kursi mencoba melemaskan otot pinggang yang juga sudah
menua. Selesai sudah resume pertemuan ke-14 ini kutulis.
Balaesang, 26 Juli
2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar