Cari Blog Ini

Selasa, 20 Juni 2023

Sepenggal kisah seleksi PPPK

 Menelan air mata. Kalimat yang paling pantas untuk menggambarkan situasiku ketika itu. Setelah mengisi formulir pendaftaran secara daring, jadwal seleksi pun datang membuat perjalanan 17 tahun sebagai guru honorer dengan gaji minim terasa semakin mendekati terang. Namun Masalah baru pun muncul karena ujian CAT dilaksanakan di Ibukota kabuparen. +-150 km adalah jarak tempuh yang harus dijalani di tengah pandemi serta medan berat rawan longsor terutama ketika musim hujan menyapa. Sehari sebelum ujian saya dan suami pun menuju lokasi berbekal uang yang tak seberapa yang kami dapatkan dari penjualan madu yang kami dapatkan dari mabbeta Cani ( mengusir lebah kemudian diambil madunya). Kami tiba di ibukota kabupaten sore menjelang magrib.  Kami pun mencari penginapan murah sesuai budget yang kami miliki setelah sebelumnya mengecek lokasi ujian dengan tujuan agar keesokan harinya bisa langsung menuju kesana. Seleksi yang dilaksanakan secara massal membuat para peserta dari berbagai kecamatan tumpah ruah sehingga penginapan (terutama yang berharga murah) pun penuh. Ada beberapa kamar penginapan kosong namun lagi-lagi uang yang kami punya tak cukup untuk mebayarnya. Anjungan Gonenggati menjadi tempat diskusi kami yang melahirkan beberap ide tempat menginap salah satunya adalah masjid. Kami lalu mendatangi beberapa masjid . Dari sekian masjid yang kami datangi tak satupun yang 'ramah musafir'. Diskusi pun berlanjut dan tercetuslah ide untuk mendatangi mushalla yang kami yakin tidak akan menolak kehadiran kami asalkan melapor pada petugas jaga disana berhubung mushalla tersebut berada di kompleks  Polres Donggala. Perjalanan kemudian kami lanjutkan kesana. Dengan menunjukkan identitas dan menjawab beberapa pertanyaan petugas, salah satu petugas berkata bahwa salah satu Polisi yang bertugas di sana adalah putra daerah yang berasal dari tempat kami, satu nama pun disebutnya bahkan mereka berinisiatif menelpon yang bersangkutan. Keajaiban pun terjadi karena nama yang baru saja disebutnya tidak saja kami kenal namun pernah menjadi murid saya ketika saya masih mengajar di SMK. Tak berselang lama dia pun datang dan mempersilahkan kami menginap di kediamannya. Syukur tak terhingga terlantun dari lisan kami bahwa Allah SWT menurunkan pertolongan-Nya disaat yang tepat begitupun rasa terima kasih kepada penolong kami.

Air mata mengambang di pelupuk tak pernah bisa dicegah setiap saya menuturkan kisah ini. Rasa haru yang tercipta mengingat profesi yang saya jalani dengan sepenuh ikhlas berbuah manis dengan dipertemukannya saya dengan orang baik yang pernah menjadi murid saya terlebih dia tak lupa dengan gurunya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbagi ala Sulungku

Tips dan Trik Belajar Hukum bagi Penyeleggara Pemilu

                                               Tips dan Trik Belajar Hukum bagi Penyeleggara Pemilu KPU sebagai lembaga independen yang me...